Kekayaan Indonesia
Dengan begitu melimpah ruahnya tanah subur di Indonesia masih belum cukup memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia sendiri. Indonesia banyak meng-import kebutuhan-kebutuhan pokok dari Negara-negara Tetangga. Salah satunya adalah beras. Makanan pokok nomor satu di Indonesia ini, Pemerintah masih harus import dari Negara Thailand untuk mencukupi kebutuhan stok. Padahal Thailand pada zaman dahulu belajar pertanian dari masyarakat Indonesia. Ibarat Guru yang mengemis ke muridnya, Indonesia seolah tidak mampu memanfaatkan "tanah surga" yang telah berikan oleh Yang Maha Kuasa.
Pemerintah masih Import Beras dari Thailand
Sebagai "Guru" mungkin Indonesia perlu banyak belajar dari "muridnya" itu. Thailand menjadi salah satu Negara yang dapat dikatakan "SUKSES" dalam hal Pertanian. Tentu kita tidak asing jika mendengar Pepaya Bangkok, Durian Bangkok, Jambu Bangkok. Beberapa buah tadi terkenal bukan karena kata "Bangkok-nya" tetapi karena kualitas dan ukuran jumbo pada buah tersebut.
Buah Durian Bangkok
Kunci Sukses Agribisnis Thailand
1. Kebijakan
Departement Thailand mengeluarkan kebijakan spektakuler melalui arahan Raja Thailand yaitu dengan slogan "Thailand Kitchen of The World". Slogan tersebut bukan slogan angin-anginan yang hanya dipakai untuk peringatan acara atau hari tertentu, namun menjadi Visi dan Goal dari semua pemangku kebijakan di Thailand.
Slogan ini diterjemahkan menjadi suatu rencana besar yang sangat rinci dan benar-benar diimplementasikan sampai di tingkat petani. Mulai dari pembenahan sistem penyuluhan, penyediaan sarana produksi dan permodalan, pembangunan infrastruktur dengan kualitas prima. Bahkan, untuk menjangkau pasar internasional, standar yang digunakan di negara pengimpor wajib diterapkan di tingkat petani. Setiap petani yang akan mengekspor produknya harus lulus uji dua standar, yaitu GAP (good agricultural practices) dan GMP (good manufacturing practices). Jika petani telah menjalankan, Pemerintah Thailand yang membayar sertifikasinya.
Potret Petani Thailand
2. Penataan Wilayah Pertanian
Penataan wilayah, atau lebih lazim disebut zoning dalam ilmu pertanian, dimaksudkan untuk mengefektifkan pelayanan dan menekan biaya prossesing dan distribusi. Jika produk bisa dihasilkan di pusat-pusat produksi, maka pelayanan menjadi lebih efisien. Misalnya di wilayah tersebut bisa didirikan pusat penelitian yang bisa langsung merespon kebutuhan petaninya, daripada kalau pusat penelitian tersebut terpusat. Para petugas penyuluh juga bisa dilatih sesuai dengan produk unggulan di wilayah tersebut, sehingga mereka bisa membantu petani dengan cara yang lebih cermat. Bandingkan dengan penyuluh kita yang tahu sedikit tentang banyak hal. Pusat produksi juga memudahkan untuk prosesing dan pengangkutan.
Mereka memilih untuk tidak mengkonversi lahan padi menjadi lahan sawit dan karet. Mereka juga tidak mengkonversi hutan menjadi perkebunan kedua jenis tanaman ini. Mereka memakai lahan-lahan yang kurang subur untuk ditanami kedua jenis tanaman ini, khususnya karet. Kelapa sawit tidak terlalu ditekankan karena mereka merasa tidak akan mampu bersaing dengan Malaysia dan Indonesia yang punya Kalimantan. Salah satu ide yang brilian.
Salah satu kawasan pertanian di Thailand
Tentu dengan beberapa kunci sukses tadi jika diterapkan di Kota Batu yang juga pusat agribisnis khususnya tomat, kentang, dan wortel akan berdampak positif. Semoga Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Pertanian dapat belajar dari Negeri Gajah Putih untuk kemajuan agribisnis.
0 komentar:
Posting Komentar